Blog Single Blog Single

Selamat Tinggal Gondok Beracun

Mendengar vonis gondok beracun dari dokter semangat hidupku langsung pupus, serasa dunia ini mau kiamat. Bagaimana jika terjadi apa-apa dengankh dan aku mati, siapa yang akan menjaga tiga orang anakku? Untunglah suamiku mensupportku untuk bersabar dan berikhtiar.

Setelah diperiksa, dokter memberiku resep obat untuk ditebus, aku pun mengonsumsi obat dokter selama beberapa bulan. Sayang tidak ada perubahan berarti yang kurasakan. Aku tidak tahu harus ikhtiar ke mana lagi. 

Suatu ketika aku hadiri reuni kecil-kecilaan teman-teman Madrasah Aliyahku, seorang teman akrabku bertanya mengapa aku tidak semangat seperti biasanya di hari itu? “Kamu kok loyo, tidak seperti biasanya ceria, aktif dan suka ngobrol?” tanyanya.

Spontan aku ceritakan keluhanku itu. “Tenang saja, tidak usah khawatir” katanya. Rupanya dia punya produk herbal untuk keluhan gondok beracun. Aku disarankan mengonsumsi tiga box obat itu di tahap awal. 

Aku tidak berpikir panjang lagi, langsung aku pesan obatnya sesuai rekomendasi temanku itu. Sungguh ajaib, belum cukup satu box aku konsumsi, sudah kurasakan perubahan positif. Aku tidak henti-hentinya berucap syukur kepada Allah.

Setelah aku konsumsi sekitar enam box obat itu, aku beberapa kali konsultasikan kondisiku ke dokter di kotaku, Alhamdulillah aku dinyatakan sembuh. Namun aku tetap disarankan oleh temanku itu untuk tetap mengonsumsi obat herbalnya dengan dosis pemeliharaan.

Terima kasih ya Allah, terima kasih temanku atas saran dan obat herbalnya, sekarang aku bisa ceria kembali dan bisa mengurus buah hatiku dengan baik.

Nama: Ibu Neni (42 tahun)

Alamat: Pangkep Kota

Nutrisi: Nutrokem